Quantcast
Channel: Agung Family COrporation
Viewing all articles
Browse latest Browse all 137

SLOW GROWHT SALAH SATU FAKTOR PENGHAMBAT PRODUKSI AYAM BROILER

$
0
0

Pada bulan januari tahun-tahun sebelumnya merupakan bulan menurunnya serapan pasar daging ayam broiler, kebanyakan peternak ayam broiler terutama peternak mandiri menahan diri untuk tidak mengisi ayam(chick in) di kandang karena momok siklus tahunan jatuh dibulan januari dan februari mengacu pada tahun-tahun sebelumnya harga ayam hidup saat panen tidak seperti yang diharapkan para peternak karena cenderung turun, sudah banyak terbesit pada para peternak bahwa awal tahun bulan januari-februari merupakan bulan “wingit”, bulan angker buat pemelihara ayam broiler.

Dengan kondisi curah hujan tinggi merupakan tantangan dan rintangan bagi peternak ayam broiler, karena mafhum bagi peternak saat musim hujan penyakit pada ayam broiler berdatangan secara rombongan tanpa diundang, setidaknya ada enam penyakit ayam saat musim penghujan antara lain: penyakit ayam ngorok(CRD), aspergilosis, ND, IB, Koksidiosis dan collibacilasis.

Bagi peternak ulung, adanya penyakit ayam saat musim penghujan merupakan ujian tersendiri karena peternak dituntut extra dalam perawatan, vaksinasi dan sanitasi kandang. Curah hujan tinggi seringkali meyebabkan perubahan suhu yang drastis pada kandang terbuka, akibatnya ayam mudah stress dan dalam kondisi stress kekebalan tubuh ayam terhadap penyakit cenderung menurun, dalam kondisi demikian penyakit akan mudah masuk. Kalau ayam sudah dikatakan stress berat, upaya peternak untuk melakukan vaksinasi tidak berjalan maksimal karena sistem penghasil kekebalan pada tubuh ayam broiler keok duluan.

Banyaknya ayam stress dan serangan penyakit seringkali berujung pada kematian serta menularkan kepada ayam lainnya apabila tidak cepat ditangani. Musim penghujan juga mempengaruhi kualitas pakan ayam broiler, karena tingkat kelembaban yang tinggi mengakibatkan pakan ayam broiler bisa ditumbuhi oleh jamur, tumbuhnya jamur pada pakan ayam broiler menyebabkan pakan terkontaminasi racun bawaan jamur tersebut, apabila pakan berjamur itu diberikan pada ayam broiler maka sangat dimungkinkan berakibat terjadinya kekerdilan.

Fluktuasi suhu lingkungan kandang menjadi ancaman produktivitas ayam, efek penurunan produktivitas ayam berbuah ayam kerdil serta ayam mengalami perlambatan pertumbuhan(Slow Growth).

Menurut Tabbu(2000)”Slow Growth merupakan kondisi dimana sekelompok ayam(umumnya terjadi 5-40% dari populasi) mengalami penurunan laju pertumbuhan pada kisaran umur 4-14 hari. Awalnya pertumbuhan ayam tertekan, kemudian kembai normal tetapi lebih kecil dari yang normal.

Akibat dari gangguan penyerapan zat nutrisi ataupun proses pencernaan pakan sehingga tingkat keseragamannya rendah, angka afkir tinggi, konversi pakan jelek dan produksi menurun drastis”.
Kondisi slow growth pada bulan Januari sampai bulan februari 2015 sekarang ini menjadi perbincangan hangat para analis dunia perunggasan, ayam broiler semestinya dalam jangka waktu pemeliharaan 35 hari bisa mencapai bobot 2 Kg/Ekor dengan FCR(Feed Convertion Ratio) 1,6. Namun karena adanya slow growth waktu pemeliharaan bisa molor sampai 40-45 hari baru mencapai bobot 2 Kg/Ekor.

Kondisi tersebut memunculkan ketidakstabilan dalam keberlangsungan mata rantai jadwal panen ayam broiler, ditambah lagi dengan tingginya angka kematian ayam dikandang akibat penyakit membuat harga ayam broiler pada Bulan Januari sampai Pertengahan Februari 2015 saat ini diluar ekspektasi semua peternak.

Pada bulan januari 2015 harga ayam hidup di Jabodetabek mencapai Rp 19200-20000/Kg(Pinsar:2015), harga sempat turun dipertengahan bulan Januari karena serapan pasar Ibu Kota menurun akibat banjir, namun setelah banjir surut, permintaan pasar sangat tinggi akan tetapi stok ayam siap panen dikandang jumlahnya terbatas, secara otomatis harga ayam broiler bisa terangkat maksimal para peternakpun bersuka ria karena mendapat keuntungan pengganti modal pemulihan kerugian dibulan November-Desember 2014 saat harga ayam terlalu murah.Kabar baiknya sampai pada tanggal 9 Februari 2015, Harga ayam masih di level puncak terutama daerah Jawa Timur. Semakin meluasnya area banjir Ibu Kota berdampak pada mulai turunnya harga ayam hidup baik itu Di sekitar Jabodetabek, Lampung, Bandung, Cirebon, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menurut Informasi dari Bpk Jamal Peternak ayam broiler di daerah Magetan Jawa Timur, “hari ini harga ayam broiler dilepas diharga Rp 14600/Kg dan asumsi satu minggu kedepan mengalami tren penurunan”. Terlepas dari analisa Bpk Jamal bahwa banjir di Ibu Kota dan Slow Growth berdampak sistemik bagi dunia perunggasan nasional secara masif, penurunan harga ayam sudah didepan mata. Apakah penurunan harga ayam ini hanya sesaat karena efek psikologis pasar akibat banjir?mungkinkah setelah banjir surut harga ayam mengalami rebound seperti yang terjadi pada bulan Januari 2015 lalu? Apakah efek Slow Growth sudah berahir dimana ayam yang mengalami perlambatan pertumbuhan tersebut panen secara bersamaan di pertengahan bula februari? yang jelas fakta dilapangan bahwa, ayam besar dikandang boleh dikatakan tidak terlalu banyak, sedangkan ayam kecil banyak berkutat meghadapi masalah penyakit.

Semoga bulan Januari dan Februari ini menjadi akhir dari sebutan bulan kesialan bagi peternak, karena sesungguhnya menjadikan bulan Januari dan Februari sebagai tersangka atas kasus turunnya harga ayam broiler merupakan langkah “slow growth” pola pikir untuk menghadapi relitas kekinian.

Jombang, 16  Februari 2015

 

Zafri Aristiawan


Viewing all articles
Browse latest Browse all 137

Trending Articles